Senin, 18 Oktober 2010

PUISI ASAL JADI

Aku di buat di kasur bertilamkan tikar
Tanpa lampu, cinta apalagi sayang
Meskipun kedua ortuku menikah resmi
Karena perkawinan ini gropyokan polisi

Kepingin tahu rumahku......
Beratapkan jembatan, berdinding tembikar....
WC ku, bagai Kucing yang....di pelataran
Selesai, ambil tanah ditutup pakai tangan

Orang kaya menyebutku KERE
Di komunitasku aku dipanggil THOLE
Koyo ngene rasane, dadi wong ora duwe
Mrono-mrene diece, karo bangsane dewe
( di Bhs Indonesiakan, BEGINILAH RASANYA, JADI ORANG TIDAK PUNYA,
KESANA-KEMARI DIHINA, SAMA BANGSANYA SENDIRI )

Kedua ortuku entah menghilang kemana
Bagai ditelan bumi, tak tahu rimbanya
Praktis aku hidup sebatang kara
Hanya orang gila saja yang mau menyapa

Akhirnya aku jadi brutal nakal dan liar
Tanpa mengenyam pendidikan
Hidupku penuh kekonyolan dan banyolan
Tanpa kekonyolan dan banyolan aku tak bisa hidup

Aku hanya mengandalkan nurani
Yang baik aku kerjakan.......
Yang menurut perasaanku jelek ku buang

Aku tak pernah memperhitungkan upah
Bagaimana aku harus bisa melangkah.
Dengan masa bodoh dan Pasrah.......
Ternyata salah .........
Aku tidak akan menyerah.....
Aku harus bekerja dan bekerja.....
Tidak boleh setengah-setengah.

Aku mulai ngamen di perempatan
Bermodalkan gitar dan kencrengan.
Lama-lama menjadi bosan
Aku harus jadi juragan......

Kutinggalkan pekerjaanku di jalanan
Aku mulai jualan koran.....
Dari perumahan ke perumahan
Hasilnya lumayan, masih bisa ngikutin zaman

Kukumpulkan uang masuk tabungan
Ndilalah, kersaning Allah, aku dapat hadiah ( artinya : nggak
mengharap, tapi Allah justru memberi hadiah )
Uangnya aku belikan Mobil dan rumah
Sisanya untuk modal dan Ibadah

Terimakasih Tuhan atas Rahmat Mu
Dan aku mohonkan ampun buat kedua orang tuaku
Tolonglah pertemukanlah aku dengan kedua orang tuaku
Aku ingin membahagiakan Papa-Mamaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar